Kejadiannya sekitar tahun 1995 silam di kecamatan Puger kabupaten Jember, tepatnya di desa Kalimalang (salah satu desa di pesisir pantai yang sebagian besarpenduduknya berprofesi sebagai nelayan). Cerita ini adalah kisah nyata yang diceritakan langsung oleh teman saya, yang merupakan keponakan dari orang yang mengalami pengalaman luar biasa ini.
Orang tersebut saat ini masih hidup, dan bisa ditelusuri kebenaran kisahnya. Semogakisah nyata ini menambah keyakinan kepada kita akan kebenaran amaliah tahlilan, bahwaamalan tahlilan ini bukan bid’ah munkaroh yang menyebabkan para pelakunya masuk neraka sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang yang mengaku dan merasa paling mengikuti Sunnah Nabi Saw.
Mengais Rezeki di Tengah Laut
Begini kisahnya, di pesisir pantai cuaca nampak cerah, sinyal positif bagi nelayan untuk segera berangkat ke tengah laut. Dengan ditemani seorang teman non muslim (seorang penganut Kristen), dengan perahu kecil dan peralatan sederhana, berangkatlah mereka mengais rejeki di tengah laut.
Singkat cerita, di samudera hindia yang luas, tiba-tiba cuaca memburuk. Gelombang ganas mengombang-ambingkan perahu kecil nelayan tradisional tersebut sehingga memasuki perairan yang belum pernah mereka kenal. Tak terlihat daratan sama sekali, tanpa naungan, tanpa navigasi, mereka hanya berdua di sini! Benar-benar hanya berdua! Gawatnya lagi, cadanganmakanan yang hanya cukup untuk semalam saja, ikut hanyut dihantam gelombang. Kabar buruk pun diterima keluarga di rumah. Mereka dikabarkan telah meninggal!
Pada malam itu juga sebagaimana kebiasaan warga Nahdliyin (Warga NU) yang memegang teguh amaliah tahlilan yang secara turun temurun diajarkan dan diamalkan oleh para kyai, maka diadakanlah acara dzikir dan do’a tahlilan secara berjama’ah bersama tetangga. Acara tahlilan dilaksanakan secara sederhana untuk mendo’akan anggota keluarga mereka yang dikabarkan menjadi korban keganasan gelombang laut.
Acara Tahlilan Diadakan Selama Tujuh Hari
Subhanallah… keajaiban terjadi sangat mengejutkan, “percaya nggak percaya” dengan apa merekaka saksikan. Tanpa disangka setelah hari ketujuh tahlilan, sang paman yang dikabarkan meninggal di laut tersebut pulang dalam keadaan sehat wal afiat, dengan wajah yang bersih tanpa ada tanda beliau hidup merana dan kekurangan. Kenyataan tersebut membuat masyarakat sekitar geger. Sementara itu, keluarga sangat bahagia menerima kehadirannya, tak dikira orang yang mereka cintai pulang seakan “bangkit” dari kematian!
Akhirnya, beliau menceritakan kenapa sampai saat itu masih hidup. Di malam pertama beliau terombang-ambing di tengah laut, di saat rasa lapar dan haus yang mulai menyerang,entah dari mana datangnya, beliau mendengar bacaan surah Yasin yang di lantunkan secara berjama’ah, kemudian secara bergiliran beliau mendengar bacaan-bacaan dalamtahlilan. Bacaan tersebut terdengar sangat jelas seperti dibaca di depan mata saja. Dan itu membuat hati menjadi tenang, kekhawatiran dan rasa takut hilang begitu saja.
Anehnya, temannya yang Kristen sama sekali tak mendengarnya! Kemudian, lagi-lagi entah dari mana datangnya, tercium bau makanan yang sangat dekat seolah-olah makanan itu ada di depan mata saja. Dan ajaibnya, setelah mencium bau makanan tersebut, rasa lapar dan hausnya hilang sama sekali! Kejadian tersebut terus berlangsung sampai hari ke tujuh.
Setelah hari ketujuh, bi idznillah (atas izin Allah), datanglah segerombolan lumba-lumba yang mendorong kapal mereka sehingga sampai ke pantai. Subhanallah…. (Jangki Dausat)
sumber http://www.islam-institute.com/kisah-nyata-keajaiban-tahlilan.html
0 komentar:
Post a Comment