Selasa, 30 September 2014 12:22 WIB
sate matang khas Banda Aceh
Sejak lama, kuliner berbahan dasar daging kambing memang sudah menjadi favorit banyak warga Nusantara. Tapi tahukah Anda jika hidangan berbahan daging kambing tersebar di seluruh wiayah Tanah Air ini?
Arie Parikesit, ahli kuliner sekaligus founder dan CEO Kelana Rasa Culinary, berbagi pengetahuan tentang keragaman kuliner berbahan daging kambing. Karena ternyata, hidangan kambing tak hanya terbatas di sate, tongseng atau gulai dan sup saja.
“Saya sudah hampir selesai berkeliling Indonesia menjelajahi kuliner dan memang bahan kambing banyak ditemui, nyaris di seluruh provinsi di Indonesia. Sumatera, misalnya, memang terkenal dengan bumbu dan rempah yang kuat, pedas dan cenderung menggunakan santan. Di Aceh, ada Kari Kambing yang terkenal. Provinsi tetangganya seperti Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat juga mirip. Di Sumbar ada Cincang Kambing yang terkenal,” ujar Arie saat ditemui di Oasis Restoran, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/9) lalu.
Bergeser ke Jawa, kata Arie, kekayaan kuliner kambing semakin luas. Tapi bedanya, di Jawa, kambing diolah dengan cara yang minimalis, tidak menggunakan bumbu dan rempah sebanyak dan sekuat di daerah Sumatera.
“Citarasanya jadi beda. Di Bantul dan Sleman, Yogyakarta, mengolah kambing enggak pakai bumbu macam-maam, cuma garam dan merica saja. Tapi ada kuliner kambing yang terkenal enak seperti Sate Klatak dan Gule Balung.”
Beda lagi dengan kuliner kambing di daerah Sulawesi, yang diakui Arie sudah lebih banyak berakulturasi dengan hidangan luar negeri seperti Arab atau Oriental. Salah satunya adalah hidangan Kambing Bakar Balanga yang diadaptasi dari hidangan khas Arab dengan Nasi Kebulinya.
“Jadi sejarah hidangan kambing Nusantara itu sangat kaya. Bukan hanya soal citarasa, tapi banyak cerita sejarah dan akulturasi budaya yanag ada di setiap hidangan. Jadi jangan takut saat mencoba memasak kambing. Kalau dapat jatah daging kurban, jangan dititipkan ke tukang sate untuk dimasak, tapi galilah banyak inspirasi resep untuk menghadirkan sajian kambing istimewa di Idul Adha nanti,” ujar Arie lagi. (Yetta Angelina)
Editor: Agung Budi Santoso“Saya sudah hampir selesai berkeliling Indonesia menjelajahi kuliner dan memang bahan kambing banyak ditemui, nyaris di seluruh provinsi di Indonesia. Sumatera, misalnya, memang terkenal dengan bumbu dan rempah yang kuat, pedas dan cenderung menggunakan santan. Di Aceh, ada Kari Kambing yang terkenal. Provinsi tetangganya seperti Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat juga mirip. Di Sumbar ada Cincang Kambing yang terkenal,” ujar Arie saat ditemui di Oasis Restoran, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/9) lalu.
Bergeser ke Jawa, kata Arie, kekayaan kuliner kambing semakin luas. Tapi bedanya, di Jawa, kambing diolah dengan cara yang minimalis, tidak menggunakan bumbu dan rempah sebanyak dan sekuat di daerah Sumatera.
“Citarasanya jadi beda. Di Bantul dan Sleman, Yogyakarta, mengolah kambing enggak pakai bumbu macam-maam, cuma garam dan merica saja. Tapi ada kuliner kambing yang terkenal enak seperti Sate Klatak dan Gule Balung.”
Beda lagi dengan kuliner kambing di daerah Sulawesi, yang diakui Arie sudah lebih banyak berakulturasi dengan hidangan luar negeri seperti Arab atau Oriental. Salah satunya adalah hidangan Kambing Bakar Balanga yang diadaptasi dari hidangan khas Arab dengan Nasi Kebulinya.
“Jadi sejarah hidangan kambing Nusantara itu sangat kaya. Bukan hanya soal citarasa, tapi banyak cerita sejarah dan akulturasi budaya yanag ada di setiap hidangan. Jadi jangan takut saat mencoba memasak kambing. Kalau dapat jatah daging kurban, jangan dititipkan ke tukang sate untuk dimasak, tapi galilah banyak inspirasi resep untuk menghadirkan sajian kambing istimewa di Idul Adha nanti,” ujar Arie lagi. (Yetta Angelina)
Sumber: Tabloidnova.com
0 komentar:
Post a Comment